Dibuat sebagai syarat mengikuti Latihan Menengah Kepemimpinan Mahasiswa (LMKM)
Gelombang 3 UKSW 2014
Bima
Satria Putra (362013070)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Suatu
kelompok atau organisasi membutuhkan seseorang untuk mencapai tujuan mereka,
seseorang inilah yang disebut sebagai pemimpin. Pemimpin merupakan seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja
mencapai tujuan dan sasaran[1].
Dalam mencapai tujuan dan sasaran tersebut, pemimpin berfungsi untuk
mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi. Dalam saat-saat tertentu, pemimpin
juga menjadi pembuat keputusan dan memecahkan masalah
Pembinaan
kepemimpinan di UKSW merupakan bagian dari educational
policy yang merupakan salah satu proses penting dan mendasar dalam
kesuluruhan proses pendidikan di kampus. Menjadi pemimpin yang berintegritas
satya wacana berarti menjadi pemimpin yang mengikuti dan mengamalkan
nilai-nilai utama didalam Universitas Kristen Satya Wacana. Nilai-nilai
tersebut dapat diambil dari dasar, visi dan misi serta beberapa perangkat
penunjang dasar lain yang menjadi pilar utama dalam kegiatan dikampus
Universitas Kristen Satya Wacana.
Nilai
utama yang pertama dapat diambil dari
dasar atau moto atau spirit UKSW yang disampaikan oleh Bapak Notohamidjojo pada
pidato Kebaktian Pembukaan PTPG-KI di Salatiga[2].
Bapak Notohamidojo mengutip Amsal 1:7a, “Menyegani Tuhan Itulah Pangkal Segala
Ilmu Pengetahuan” dan menjadikannya suatu fondasi yang sangat kokoh saat Satya
Wacana berdiri. Dari nilai pertama kita dapat mengambil salah satu unsur
kepemimpinan, yakni menjadi pemimpin yang religius, yang mengikuti ajarannya
dan menjauhi larangannya serta mengimani firman-firman Tuhan.
Nilai
utama lain untuk menjadi pemimpin yang berintegritas Satya Wacana yang kedua dapat diambil dari Visi dan Misi
UKSW. Pada Visi ketiga UKSW yaitu menjadi pembina kepemimpinan untuk berbagai
jabatan dalam masyarakat (termasuk gereja) yang sedang membangun. Disini UKSW
digambarkan sebagai lembagai yang membekali mahasiswa agar kedepannya memiliki
pengetahuan dan kepribadian serta keterampilan mengabdi kepada masyarakat.
Sementara pada Misi keenam UKSW yaitu mengusahakan terbentuknya
angkatan-angkatan pemimpin masyarakat yang selain diperlengkapi dengan bekal
ilmu pengetahuan dan kepakaran di bidang tertentu juga memiliki kesadaran
pengabdian tinggi kepada masyarakat. Dari situ kita dapat mengambil nilai kedua
sebagai unsur kepemimpinan yaitu ilmu pengetahuan dan kesadaran akan pengabdian
kepada masyarakat.
Perangkat
pendukung lain tentang kompetensi kepemimpinan dapat dilihat dalam Skenario
Pola Pembinaan Mahasiswa (SPPM) 2012 yang menggantikan SPPM 1984. SPPM
merupakan dokumen tingkat universitas yang menjelaskan proses pembinaan
mahasiswa di UKSW, baik melalui jalur kurikuler maupun ekstrakurikuler. Dalam
skenario tersebut, Leadership and Managerial
Skills diharapkan menjadi salah satu profil lulusan mahasiswa Universitas
Kristen Satya Wacana yang bercirikan Creative
Minority. Creative Minority
secara tidak langsung berarti menjadi pemimpin dan kelompok yang secara
kuantitatif relatif kecil (minoritas) tetapi memiliki kualitatif daya cipta
(kreatif) yang mempengaruh kehidupan banyak orang. Bapak Notohamidjojo
menjelaskannya sebagai “kaum pemimpin yang mewujudkan golongan kecil yang
karena superioritas jiwa dan rohnya, dan karena kekuatan keyakinannya sanggup
menunjukan jalan dan membimbing massa yang pasif menjadi penganut yang bergiat
dalam pembangunan”[3].
Dari
beberapa nilai utama yang dasar Universitas Kristen Satya Wacana kita dapat
menyimpulkan rumusan bagaimana menjadi pemimpin yang berintegritas dan sesuai
dengan nilai-nilai utama didalam Universitas Kristen Satya Wacana yaitu :
- Pemimpin yang beriman. Menjadi pemimpin yang memiliki kepercayaan akan ajaran Tuhan serta mengikuti dan melaksanakan firman-firmannya yang tertulis di kitab suci.
- Pemimpin yang berilmu dan mengabdikan diri. Menjadi pemimpin yang memiliki keahlian dan keterampilan dibidang tertentu, dan menggunakannya untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.
- Pemimpin yang bercirikan Creative Minority. Menjadi pemimpin yang walaupun merupakan komunitas kecil tetapi berdaya cipta ditengah-tengah kehidupan masyarakat luas.
Selain
ketiga dasar diatas, kita dapat mengambil banyak nilai dari pemikiran Bapak
Notohamidjojo yang disampaikannya pada banyak kesempatan. Misalkan adalah amanatnya
tentang empat tugas PTPG-KI (tugas catur rupa) dan juga empat dasar-dasar
PTPGKI (Satya Wacana). Juga aspek universitas pada pidato perayaan Pengakuan
Persamaan UKSW, 24 April 1963. Bapak Notohamidjojo juga merumuskan tentang
pentingnya kepemimpinan itu sendiri bagi masyarakat, warga dan gereja, dalam
tulisannya yang berjudul “Kepemimpinan dan Pemimpin Kristen di Indonesia, yang
diterbitkan di Warta Gereja III. No. 1 – No 12, Januari – Desember sebagai
berikut :
“Apabila
kita ingin menyumbang secara konkrit dalam pembangunan masyarakat, negara dan
Gereja, kita harus menyumbangkan pemimpin-pemimpin yang sadar akan panggilannya
dan yang bertanggungjawab, serta menyumbangkan gagasan tentang kepemimpinan
yang kita perlukan, lebih-lebih bagi Gereja yang seharusnya merupakan
pusat-pusat integrasi (bukan perpecahan) dan pembaharuan (bukan konservatisme
atau kekolotan) bagi masyarakat dan negara” (Creative Minority Leadership
(CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan Transformasional untuk
Mahasiswa UKSW : 12)
Bapak
Notohamidjojo banyak membahas tentang kepemimpinan yang lagi-lagi dapat dilihat
pada delapan sifat atau kewajiban pemimpin (asta
dharma) yakni :
- Sifat kasih, yaitu mendasari relasi antara pemimpin dan pengikut, yang bersumber dari Injil Matius 22:39;
- Pengabdian dan kesetiaan untuk melayani (Markus 10:44);
- Memiliki misi dan mampu mengkomunikasikan misi tersebut sehingga mudah dipahami oleh para pengikut;
- Berkeyakinan kuat dan percaya diri ;
- Memiliki visi dan insight;
- Tahan uji, sabar, memiliki semangat yang tak kunjung padam dalam merealisasikan misinya ;
- Kesediaan bekerja keras sehingga menularkannya juga kepada para pengikut ;
- Sadar kewajiban dan memiliki disiplin diri; (Creative Minority Leadership (CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan Transformasional untuk Mahasiswa UKSW : 12-13)
Selain
delapan sifat pemimpin diatas, pemimpin diharapkan dapat memerankan fungsi
pemimpin sebagai berikut :
- Pembawa gagasan tentang rumusan jalan keluar terhadap tantangan masyarakat dan budaya, serta mampu merealisasikannya dalam aksi yang menunjukan prestasi, khususnya dalam menanggulangi kemiskinan dan penderitaan;
- Sadar terhadap tendensi perubahan dalam masyarakat sehingga dapat mencegah perkembangan yang tidak diingini ;
- Berperan dalam menyiapkan dan mewujudkan perubahan, asalkan sadar akan dasar dan arah perkembangan, serta ahli, jujur dan bijaksana;
- Berkat superioritas jiwa dan roh dan kekuatan keyakinannya mampu memberi bimbingan kepada massa yang pasif sehingga menjadi penganut yang aktif dalam proses perkembangan (pembangunan) ;
- Tut Wuri Handayani. Pandangan Ki Hajar Dewantara, artinya mengikuti para penganut sebagai subyek dan mengembangkan tanggungjawab mereka (tut wuri) dan memberikan pengaruh dan bimbingan kepada para penganut untuk berkembang meningkat (handayani) (Creative Minority Leadership (CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan Transformasional untuk Mahasiswa UKSW : 13-14)
Kepemimpinan
Satya Wacana merupakan kepemimpinan Kristen yang berdasarkan kepada satu nilai,
melayani (diened lieder). Bapak
Notohamidjojo yang menyinggung soal kepemimpinan Kristen tujuh segi fungsi
pemimpin, yakni :
- Perhatian kepada yang dipimpin
- Pergaulan yang luwes
- Membesarkan hati yang dipimpin.
- Mendengarkan yang dipimpin.
- Decision Making (pengambilan keputusan); bukan sendirian tapi melalui konsultasi
- Teladan
- Koreksi dan self critics (Creative Minority Leadership (CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan Transformasional untuk Mahasiswa UKSW : 14)
Nilai-nilai
tersebut secara baku telah dirumuskan dan secara eksklusif menjadi acuan
pemimpin yang berintegritas Satya Wacana, selama Pelatihan Kepemimpinan,
Orientasi Mahasiswa Baru serta didalam Buku Panduan Universitas Kristen Satya
Wacana. Kesimpulan tersebut merupakan sari-sari yang diperas selama mempelajari
dan mendalami nilai-nilai utama yang sudah terkandung sejak Satya Wacana
berdiri hingga sekarang. Harapannya adalah kedepan setiap civitas academica Satya Wacana meneladani nilai-nilai tersebut demi
terciptanya generasi pemimpin negara, masyarakat dan gereja yang bercirikan Creative Minority.
[1] Handoko, T Hani. 2011. Manajemen. BPFE-Yogyakarta. Hlm 294.
[2] Lusi,
Samual S & Rissy, Yafet Y.W. Creative
Minority Leadership (CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan
Transformasional untuk Mahasiswa UKSW. Hlm 2-3.
[3] Lusi,
Samual S & Rissy, Yafet Y.W. Creative
Minority Leadership (CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan
Transformasional untuk Mahasiswa UKSW. Hlm 15
Daftar
Pustaka
Buku
Orientasi Mahasiswa Baru 2013 Universitas Kristen Satya Wacana.
DeVito,
Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang. Karisma.
Handoko,
T Hani. 2011. Manajemen.
BPFE-Yogyakarta.
Lusi,
Samual S & Rissy, Yafet Y.W. Creative
Minority Leadership (CML) : Panduan Menjadi Pemimpin yang Berdaya Cipta dan
Transformasional untuk Mahasiswa UKSW. Salatiga. Satya Wacana University
Press.
0 komentar:
Posting Komentar